Perjalanan hidup tidaklah mudah, banyak aral melintang. Godaan syubhat dan syahwat terus mendatangi kita di setiap hari, sejak terbangun hingga kembali ke pembaringan. Duhai celakanya kita jika tidak bisa mengarunginya.
Setiap kita tentunya ingin untuk bisa menjadi orang yang shalih. Namun apa daya, kadang diri ini lemah dan kalah. Kalah sudah kebodohan kita oleh syubhat. Kalah sudah jiwa kita oleh syahwat. Kalah dan patah, berkali-kali. Namun wahai saudaraku, jangan biarkan beberapa kesalahan tersebut membuat jiwa kita mengalah dan menyerah, tetaplah istiqamah.
Saudaraku, kehidupan ini hanya sekali. Dan di sana hanya adalah pilihan kenikmatan abadi atau siksa abadi. Semua yang akan kita dapatkan nanti tergantung apa yang kita lakukan saat ini. Selalu ingatlah saudaraku, bahwa semua perjuangan untuk istiqamah akan mendapatkan hasil yang indah di akhirat. Dan sungguh Allah telah berfirman mengenai orang-orang yang istiqamah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita (Al-Ahqaf ayat 13)
Yakinlah saudaraku bahwa istiqamahmu tidak akan berakhir pahit, tidak akan sia-sia semua lelah dan payah yang engkau lakukan karena-Nya. Satu butir debu pun akan engkau temui balasannya di surga kelak, di akhirat kelak, di negeri yang terasa jauh namun sejatinya negeri itu dekat.
Dan jika dirimu sekarang sedang merasa lemah, merasa patah,… janganlah engkau berputus asa. Mintalah kepada Allah agar memberi keteguhan, berdoalah dan bergeraklah mengerjakan amal-amal shalih. Sesungguhnya hal tersebut akan dapat membuat semangat kembali muncul, serta mendatangkan penjagaan Allah terhadap diri kita.
Dan jika dirimu sekarang sedang merasa lemah, merasa patah,… teruslah berbenah, jangan pernah berputus asa. Sungguh sahabat Ibnu Mas’ud yang mulia pernah berkata:
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu pernah mengatakan, “Kebinasaan itu ada pada dua perkara, yaitu merasa putus asa dari rahmat Allah, dan merasa bangga terhadap diri sendiri.” (muslimah).
Jagalah imanmu, wahai saudaraku. Tegakkan kakimu di atas kebenaran, jangan mundur dan jangan merasa lemah. Sesungguhnya Allah selalu bersamamu. Istiqmahlah hingga akhir hayat.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/